MEMBANGUN RESILIENSI GURU DENGAN ADAPTASI DAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL

 “MEMBANGUN RESILIENSI GURU DENGAN ADAPTASI DAN
KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL”

Disusun oleh :

ARDIYANTI, S.Pd


ABSTRAK

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari kesulitan, kesengsaraan, atau trauma yang dihadapi. Seseorang yang resilien akan mampu tetap percaya diri dan termotivasi untuk melewati masa – masa yang sulit. Kunci kesuksesan resiliensi adalah kemampuan untuk mengenali pikiran dan struktur kepercayaan serta memanfaatkan kekuatan untuk meningkatkan akurasi serta fleksibilitas berpikir untuk mengatur emosi dan perilaku yang lebih efektif.

Adaptasi dalam pembelajaran digital adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Adaptasi dalam pembelajaran digital dapat dilakukanoleh guru dan siswa dengan cara memperbarui pengetahuan dan keterampilan, berlangganan newsletter, mengikuti blog dan bergabung dengan grup daring yang membahas topik terkait teknologi pendidikan. Teknologi digital juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Desain pembelajaran kreatif inovatif yang mementingkan unsur menyenangkan sangatlah berperan dalam keberhasilan belajar saat ini karena anak merasa tidak jenuh dalam proses pembelajarannya. Dalam mengembangkan kreativitasnya di era digitalisasi, para guru seharusnya dapat memberikan pembelajaran yang menarik.

Pendidikan di era digital adalah pendidikan yang menggabungkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ke dalam seluruh mata pelajaran. Dengan munculnya era digital dalam pendidikan dapat membantu mendapatkaan pengetahuan yang luas, cepat, dan mudah.

Kata Kunci : Resiliensi, Adaptasi, Kreatifitas, dan Pembelajaran Era Digital

 

Resilience is a person's ability to survive, adapt and recover from the difficulties, adversity or trauma they face. Someone who is resilient will be able to remain confident and motivated to get through difficult times. The key to successful resilience is the ability to recognize thoughts and belief structures and utilize strengths to increase the accuracy and flexibility of thinking to regulate emotions and behavior more effectively.

Adaptation in digital learning is the ability to adapt to technological developments and use them to improve the quality of learning. Teachers and students can adapt to digital learning by updating their knowledge and skills, subscribing to newsletters, following blogs and joining online groups that discuss topics related to educational technology. Digital technology can also be used to increase student involvement in the learning process.

Innovative creative learning designs that emphasize fun elements play a very important role in the success of learning today because children do not feel bored in the learning process. In developing their creativity in the era of digitalization, teachers should be able to provide interesting learning.

Education in the digital era is education that combines Information and Communication Technology (ICT) into all subjects. With the emergence of the digital era in education, it can help gain extensive knowledge, quickly and easily.

Keywords: Resilience, Adaptation, Creativity, and Digital Era Learning


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan di era digital adalah pendidikan yang menggabungkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ke dalam seluruh mata pelajaran. Dengan munculnya era digital dalam pendidikan dapat membantu mendapatkaan pengetahuan yang luas, cepat, dan mudah. Untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital ini, guru dan siswa harus mampu berkomunikasi secara efektif dan beradaptasi dengan pesatnya kemajuan teknologi. Selain itu, seiring dengan kemajuan teknologi, mau tidak mau akan menyebabkan semakin banyaknya permasalahan yang memerlukan penjelasan detail dan waktu yang tepat.

Pendidikan di era digital mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan model – model tradisional. Era digital membawa perubahan dalam metode pengajaran, akses informasi dan interaksi antara siswa dan guru. Apalagi disaat ini, kita telah memasuki pendidikan abad ke 21, yang cirinya menurut Kemdikbud adalah tersedianya informasi dimana saja dan kapan saja, adanya implementasi penggunaan mesin ( komputerisasi ), mampu menjangkau semua pekerjaan rutin ( otomatisasi ) dan bisa dilakukan dimana saja dan kemana saja ( komunikasi ).

Pendidikan digital merupakan konsep/cara memberikan pelajaran kepada peserta didik dengan menggunakan media multimedia antara lain menggunakan batuan computer/notebook, smartphone, video, audio dan visual. Menurut Kristiawan dkk (2019) dalam dunia pendiddikan tidak hanya fokus pada satu teknologi yang digunakan, namun teknologi sangat banyak ragamnya dan akan digunakan sesuai dengan kkebutuhan dari pembelajaran.


Memasuki era disrupsi teknologi kita perlu mengambil pandangan lebih luas dengan menarik situasi pendidikan kita kedalam konteks evolusi kebudayaan masyarakat pasca modern. Era disrupsi ditandai dengan perkembangan digital yang begitu pesat menurut penggiat pendidikan untuk lebih kreatif dan menghadirkan cara dan paradigma baru. Pada era disrupsi ini banyak perubahan yang begitu cepat terjadi, yang palingg menonjol dominannya akses media sosial ataupun teknologi informasi. Mengutip apa yang disampaikan Prof. Nizam pandemi covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan dimasa depan melalui buatan teknologi. Namun teknologi tetap tidak dapat mengantikan peran guru, dosen dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerjasama, serta kompetensi. Situasi pandemi kemarin menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Menteri pendidikan Nadiem Anwar Makarim pun telah mengakui bahwa disrupsi teknologi ikut mempengaruhi dunia pendidikan. Namun, tidak ada pilihan selain beradaptasi dan berinovasi. Perkembangan teknologi yang terjadi sangatlah berperan aktif dan memberikan pengaruh dalam segala bidang kehidupan manusia, baik pengaruh positif maupun negatif salah satunya adalah bidang pendidikan yang mempengaruhi proses pendidikan yang sedang berlangsung. Sehingga tidak jarang jika banyak para pengajar mengalami kesulitan dalam proses pembelajarannya dikarenakan perkembangan teknologi yang begitu cepat, diamana membuat para guru mengalami kesulitan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi, dan tidak hanya pengajar saja, melainkan para murid juga mengalami kesulitan yang sama.


Menghadapi era digital, membangun relisiensi pada seseorang dan masyarakat bagi pendidik penting dikaitkan dengan tugasnya, antara lain mengembangkan seluruh potensi peserta didik untuk menghadapi kehidupan masa depan era global yang penuh tantangan. Relisiensi seseorang akaan diuji sampai akhir hayat ( Pamberton; 2015 ) yangperlu diperhatikan ialah semua keberhasilan Upaya mengembangkan resiliensi dikalangan peserta didik memerlukan keterlibatan seluruh komunitas sekolah.


PEMBAHASAN

 A.    Konsep Resiliensi Guru

 

a.       Definisi dan Komponen Resiliensi

 

Resilience berasal dari bahasa latin yaitu resilire, yang secara harfiah berarti kemampuan adaptasi dengan keadaan berbeda dalam dunia ilmu pendidikan, kata ini pertama kali digunakan dalam studi ilmu alam. Resilience merujuk pada kemampuan material atau benda untuk kembali kekeadaan awalsetelah mengalami geliatatau mendapat terpaan (Pemberton,2015:1:Golden; Brook, 2005:8 ;Winston.2017;41 )

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari kesulitan, kesengsaraan, atau trauma yang dihadapi. Seseorang yang resilien akan mampu tetap percaya diri dan termotivasi untuk melewati masa masa yang sulit.

Resiliensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan suatu system, komunitas, atau masyarakat yang terpapar pada bahaya untuk melawan.

Secara singkat, kamus Oxford menjelaskan resilience sebagai kemampuan seseorang untuk bertahan dan memulihkan diri dari kesulitan. Juga tentang bagaimana ia bisa menjadi “elastis” saat menghadapi berbagai situasi. Setiap orang pastinya akan mengalami perubahan dalam hidup.

Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan (Adversity) atau trauma yang dialami dalam kehidupannya (Reivich & Shatte dalam Kirana,2016).


Untuk membangun resiliensi, kita dapat membangun koneksi sosial, menjaga kesehatan, menemukan visi, mengembangkan pikiran positif. Selain itu, komponen resiliensi guru meliputi:

l  Regulasi emosi yang memiliki kemampuan untuk tetap tenang dalam kondisi yang penuh tekanan.

l  Kontrol Implus yang berkaitan erat dengan kemampuan regulasi emosi. Individu dengan kontrol emosi yang kuat, cenderung memiliki regulasi emosi yang tinggi, sedangkan individu dengan kontrol emosi yang rendah cenderung menerima keyakinan secara impulsif.

l  Optimisme yaitu mereka yakin bahwa berbagai hal dapat berubah menjadi lebih baik. Mereka memiliki harapan terhadap masa depan dan percaya bahwa dapat mengontrol arah kehidupan.

l  Empati menggambarkan sebaik apa seseorang dapat membaca petunjuk dari orang lain berkaitan dengan kondisi psikologis dan emosional orang tersebut.

Kunci kesuksesan resiliensi adalah kemampuan untuk mengenali pikiran dan struktur kepercayaan serta memanfaatkan kekuatan untuk meningkatkan akurasi serta fleksibilitas berpikir untuk mengatur emosi dan perilaku yang lebih efektif.

b.      Pentingnya Resiliensi dalam profesi guru

 

Dalam perkembangannya resiliensijuga memiliki peranan penting di dunia pendidikan. Tidaklah realistik untuk mengharapkan peerta didik yang resiliens jika para pendidiknya tidak resiliens. Jika para pendidik itu sendiri berada dalam situasi yang beresiko tinggi dan tidak mampumengatasinya,


bagaimana mereka dapat menemukan energi dan kekuatan untuk meningkatkan resiliensi di kalangan peserta didik. Bagaimana peserta didik dapat diharapkan untuk menghadapi tantangan dengan perilakudan sikapyang lebih resiliens, jika para pendidik sebagai role model tidak menunjukkan sifat - sifat tersebut. Pendidik adalah salah satu kelompok penting yang mendorong resiliensi peserta didik , dengan demikian mereka harus menunjukkan resiliensi dalam diri mereka, meskipun kondiisi dimana mereka bekerja dapat membuat ini sulit. Rasa wee-being dan efektivitas pendidik tertantang olehtiga faktor lingkungan, yaitu :

(1)   Perubahan harapan - harapan terkait dengan apa yang harus dilakukan sekolahdan bagaimana mereka harus melakukannya. Bergesernya ke arah ekonomi global dan semakin pesatnya penggunaan teknologi, menjadikan semakin meningkatnya tuntutan sekolah - sekolah untuk lebih kreatif, inovatif, dan responsif. Hal ini biasanyaa diikuti dengan peningkatan SDMnya.

(2)   Komposisi dari populasi peserta didik yang berubah. Komposisi pserta didik dikebanyakan sekolah saat ini secararadikalberbeda dan lebih menantang untuk para pendidik dari pada masa lalu.

(3)   Kritik dari masyarakat yang dirasakan kurang mendukung (Henderson & Milstein, 2003).

Sebagai seorang pendidik, guru yang efektif tidak hanya efektif dalam kegiatan di kelas saja, tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan modelingnya, baik kepada peserta didik maupun kepada seluruh anggota


komunitas sekolah.maka dari itu, mengapa relisiensi penting bagi guru karena guruyang resilien dapat mengembangkan resiliensi siswa dan sekolah, bukan hanya itu, guru yang resilien dapat menghadapi tantangan perubahan, khususnyadi eradigital yang semakin maju.

B.     Adaptasi Dalam Pembelajaran Digital

 

Era digital telah membawa perubahan mendalam pada hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Transformasi pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi adalah tonggak penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu manfaat paling mencolok dari transformasi pendidikan di eradigital adalah meningkatkan aksebilitas.

Teknologi memungkinkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan individu. Dengan dukungan dari kecerdasan buatan (AI) dan analitik data, perangkat lunak pembelajaran dapat mengenali kelemahan dan kelebihan siswa, memungkinkan guru memberikan bimbingan yang lebih terfokus. Teknologi juga memfasilitasi kolaborasi secara global. Siswa dapat berkolaborsi dengan sesama siswa, guru, dan pakar diseluruh dunia melalui koneksi internet. Teknologi memungkinkan pemntauan progres siswa secara real-time. Guru dapat dengan cept mengidentifikasi masalah danmemberikan bantuan tambahan kepada siswa yang memerlukannya.

Analisis data menjadi kunci dalam pengembangan pendidikan. Data mengidentifikasi tren pembelajaran, mengevaluasi efektifitas metode pengajaran, dan membantu dalam perencanaan perbaikan berkelanjutan.


Jadi, adaptasi dalam pembelajaran digital adalah kemampuan untuk menyesuaikandiri dengan perkembangan teknologi dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Adaptasi dalam pembelajaran digital dapat dilakukanoleh guru dan siswa dengan cara memperbarui pengetahuan danketerampilan, berlangganan newsletter, mengikutiblog dan bergabung dengan grupdaring yang membahas topik terkait teknologi pendidikan. Teknologi digital jugadapat digunakanuntuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya, penggunaan video interaktif, gamifikasi, dan simulasi dapat membuat siswa lebih tertarik dantermotivasi untuk belajar. 

C.    Pengembangan Kreativitas Guru

 Di dunia pendidikan, inovasi pembelajaran selalu dibutuhkan untuk proses belajar yang lebih baik dan efektif. Untuk itu, tenaga pengajar dituntut harus mampu beradaptasi dengan perubahan. Kata inovasi mungkin cukup sering guru dengar ketika ada yang membahas tentang perubahan. Tapi makna yang sebenarnya dari inovasi adalah membuat perubahan atau sesuatu yang baru. Inovasi pembelajaran merupakan pembaruan dalam proses belajar. Untuk berinovasi, guru tidak harus menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Inovasi merupakan perpaduan antara kreativitas dan kemamuan mengadaptasikannya.

Guru dapat memanfaatkan inovasi dalam pendidikan untuk meningkatkan reputasi siswa dari segi akademis dan mengembangkan soft skill yang dibutuhkan siswa agar bisa berhasil dalam kehidupan bermasyarakat. Guru dapat memperkenalkan lebih banyak teknologi yang bermanfaat bagi siswa dan mempermudah mereka dalam belajar. Karena itu, guru harus selalu update terhadap teknologi baru.

Saat ini banyak sekali para siswa yang mungkin memiliki ide ide inovasi di dalam pikirannya namun belum dapat terealisasikan, karena siswa tersebut mungkin masih belum merasa nyaman akan lingkungan pembelajarannya. Maka oleh sebab itu peran guru sangat dibutuhkan untuk mengembangkan jiwa kekreatifan siswanya dalam proses pembelajaran. Strategi-strategi dalam mengembangkan desain pembelajaran ternyata sangat berguna dan bermanfaat untuk kelangsungan pembelajaran. Desain pembelajaran kreatif inovatif yang mementingkan unsur menyenangkan sangatlah berperan dalam keberhasilan belajar saat ini karena anak merasa tidak jenuh dalam proses pembelajarannya. Dalam mengembangkan kreativitasnya di era digitalisasi, para guru seharusnya dapat memberikan pembelajaran yang menarik. Misalnya berupa konten pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Konten pembelajaran adalah rangkaian materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku. Konten pembelajaran adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari proses belajar mengajar. Ada beberapa syarat utama bagi sebuah konten pembelajaran yang menarik. Pertama,konten pembelajaran harus kontekstual. Artinya, konten pembelajaran bisa menghubungkan materi pelajaran dengan kondisi nyata kehidupan sehari-hari. Sebuah konten pembelajaran haruslah sesuai dengan kebutuhan siswa, ketersediaan informasi yang beragam, juga dapat secara langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, tidak terlalu “to the point”. Jangan membuat konten pembelajaran yang langsung menemukan jawaban dari permasalahan, melainkan mengajak siswa membuat hipotesis atau dugaan


sementara untuk mencari solusi dari permasalahan yang dikaji. Buatlah konten pembelajaran yang bisa menggiring siswa untuk menemukan informasi sebanyak- banyaknya. Kemudian, buat siswa agar mengaplikasikan pengetahuan dan melakukan diskusi pembelajaran secara efektif. Ketiga, tidak mengabaikan tema besar. Terkadang, guru membuat konten-konten dalam bentuk yang lebih kecil agar lebih mudah dipahami. Mencacah konten menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah dipahami oleh siswa itu tidak mengapa, selama tidak mengabaikan tema besarnya. Keempat,konten yang kolaboratif. Buatlah konten yang kolaboratif. Konten yang bisa memancing pertanyaan dan pendapat siswa agar saat proses pembelajaran siswa bisa terlibat secara aktif. Pembelajaran hendaknya tidak monoton karena hanya bersifat satu arah dari guru. Kelima, menguji apersepsi. Saat membuat konten pembelajaran, jangan beranggapan bahwa siswa Anda tidak tahu apa-apa seputar materi yang diajarkan. Buatlah konten yang bisa menguji pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan. Keenam, mudah dipahami dan interaktif. Buat konten pembelajaran yang mudah dipahami dan interaktif agar siswa bisa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Siswa juga bisa interaktif dalam proses pembelajaran. Ini akan membuat tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai. 


D.    Konteks Pembelajaran Era Digital

 

Pendidikan mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan kemajuan teknologi di era digital. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi cara kita belajar, tetapi juga memberikan tantangan dan peluang baru dalam proses pendidikan. Beberapa aspek kunci dari transformasi pendidikan di era digital adalah :


1.   Aksesibilitas dan Fleksibilitas

 

Pertama-tama, digitalisasi memberikan aksesibilitas yang lebih besar terhadap informasi dan materi pelajaran. Siswa dapat mengakses sumber daya pendidikan dari mana saja, mengurangi keterbatasan geografis. Fleksibilitas waktu belajar juga menjadi mungkin, memungkinkan pembelajaran berdasarkan kecepatan dan gaya masing-masing siswa.Aksesibilitas merujuk pada kemudahan akses atau ketersediaan suatu informasi atau layanan bagi berbagai orang, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus.

2.   Pembelajaran Interaktif

 

Teknologi memberikan platform untuk pembelajaran interaktif melalui aplikasi edukasi, simulasi, dan permainan pendidikan. Ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi juga memfasilitasi pemahaman konsep-konsep yang sulit melalui pendekatan konvensional. Pembelajaran interaktif melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Ini dapat mencakup penggunaan teknologi, diskusi kelompok, simulasi, atau kegiatan praktis untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Pendekatan ini dapat mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam dan memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan konsep dalam konteks praktis.

3.    Kolaborasi dan Komunikasi

 

Kemajuan teknologi memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara siswa dan guru. Platform pembelajaran daring memungkinkan diskusi, pertukaran ide, dan proyek kolaboratif, menciptakan lingkungan di mana siswa dapat belajar dari satu sama lain dan mengembangkan keterampilan sosial mereka. Kolaborasi


adalah proses di mana individu atau kelompok bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, sementara komunikasi yang efektif melibatkan pertukaran ide dan informasi.

4.    Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dan Analitik Pendidikan

 

Penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan membuka pintu untuk personalisasi pembelajaran. Sistem analitik pendidikan dapat melacak kemajuan siswa secara individual dan memberikan rekomendasi yang disesuaikan, memungkinkan pendekatan yang lebih terfokus dan efektif. Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam analitik pendidikan melibatkan penerapan teknologi untuk menganalisis data pendidikan. AI dapat membantu mengidentifikasi pola, memberikan rekomendasi personalisasi, dan meningkatkan efisiensi dalam proses pengajaran

Transformasi pendidikan memerlukan pelatihan guru yang memadai untuk

 

mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran mereka. Dukungan dan investasi dalam pengembangan keterampilan digital guru menjadi kunci untuk memastikan bahwa manfaat teknologi dapat sepenuhnya direalisasikan di dalam kelas. Pelatihan guru adalah proses dimana pendidik diberikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman terkini terkait metode pengajaran, strategi pembelajaran, dan pengetahuan konten. Integrasi teknologi dalam konteks pelatihan guru mencakup penggunaan alat dan platform digital untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Penting untuk merinci metode pelatihan guru dan memberikan informasi spesifik tentang bagaimana integrasi teknologi mendukung pengembangan keterampilan pengajaran.


PENUTUP

 

Simpulan

 

Berdasarkan pernyataan yang ada dapat disimpulkan bahwa arResiliensi dan kreativitas adalah dua aspek yang saling mendukung dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital. Dengan membangun kemampuan adaptasi yang kuat dan menciptakan pendekatan inovatif, guru tidak hanya mampu mengatasi perubahan, tetapi juga membawa pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Pendidikan berkualitas di era digital bergantung pada guru yang tangguh dan kreatif.

Artikel ini menekankan pentingnya relisiensi guru, adaptasi dan kreativitas dalam pembelajaran era digital sebagai elemen kunci dalam membangun ketahanan dan inovasi guru untuk masa depan pendidikan yang lebih baik.

Saran

 

Penulis dengan rendah hati masih banyak kekurangan dan belum mencapai target yang diinginkan. Sehingga penulis akan menyempurnakan artikel ini dengan beberapa panduan, selain itu, ada beberapa saran yang harus diperhatikan yaitu seorang guru harus beradaptasi dan kreatif dalam menghadapi pembelajaran di era digital pada saat ini.


DAFTAR PUSTAKA

 

Najib, M. A., Maunah, B., Sayyid, U., & Tulungagung, A. R. (2022). TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam INOVASI PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL (STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI JENJANG

SD-SMP KABUPATEN TULUNGAGUNG). Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 10(1), 117.

Nurcholis, D.   (2019).   Transformasi   pendidikan   multikultural   di   sekolah.

 

Parasurama Education.

 

unaeka Verawati, U., Dila Nur Alifa, Y., Millah, Z., & Khoirun Nissa, Z. (2023). Implementasi Pembelajaran E-Learning Sebagai Transformasi Pendidikan di Era Digital. Sosial Science Academic, 1(2), 222228.

https://doi.org/10.37680/ssa.v1i2.3532

 

Akbar, Z. & Tahoma, O. (2018). Dukungan Sosial dan Resiliensi Diri pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, 7(1), 53-59.

Abdullah, Ramli, ‘Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran’, Lantanida Journal, 4.1, 2017.

Afif, Nur, ‘Pengajaran Dan Pembelajaran Di Era Digital’, IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 2.01, 1970.


selengkapnya https://drive.google.com/file/d/1EPFkbbIwZdZkkmE4yoZ7E4WuVDCxLZ6f/view?usp=sharing


Next Post Previous Post
19 Comments
  • Andiyani, S. Pd
    Andiyani, S. Pd 24 November 2024 pukul 22.15

    Artikel sangat menginspirasi dan saya sagat setuju. Mudah-mudahan para pendidik tergerak untuk menciptakan generasi emas. Keren karya B. Elly

  • 1qwertytt
    1qwertytt 25 November 2024 pukul 19.28

    Seorang guru perlu memiliki kemampuan resileinsi untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari kesulitan, kesengsaraan, atau trauma yang dihadapi. Mantab!

  • Holifah
    Holifah 29 November 2024 pukul 17.19

    Guru harus mempunyai kreativitas yang tinggi apalagi di era digital seperti sekarg ini.. artikelnya bermanfaat

  • B41T
    B41T 29 November 2024 pukul 17.36

    Artikel bagus dan bermanfaat

  • Alfi Laili
    Alfi Laili 29 November 2024 pukul 17.39

    Di area Digital seperti ini, Guru harus mempunyai Kreatifitas yg lebih untuk membangun anak didik yg lebih cerdas dan pintar, karna anak2 sekrang lebih sering bermain HP dr pada belajar.

  • KURNIA RETNASARI
    KURNIA RETNASARI 29 November 2024 pukul 17.39

    Sangat menginspirasi. Lanjutkan bu guru..!

  • Ifria Wakik
    Ifria Wakik 29 November 2024 pukul 17.40

    Guru harus mengikuti zaman,dimana saat ini sudah era digitalisasi.. saatnya guru berbenah memanfaatkanntehnologi

  • Elly
    Elly 29 November 2024 pukul 17.42

    Keren..

  • evellyn vannia ad
    evellyn vannia ad 29 November 2024 pukul 17.44

    artikel sangat bagus dan bermanfaat

  • titalia
    titalia 29 November 2024 pukul 17.55

    Saat ini pembelajaran memang harus mengikuti jaman, salah satunya dengan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran, Artikelnya ini bermanfaat

  • WintaWilly
    WintaWilly 29 November 2024 pukul 17.55

    Di era yang serba digital ini, peran guru semakin kompleks. Teknologi mengubah cara kita mengajar dan belajar. Guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi tetap menjaga nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.
    integrasikan teknologi dalam pembelajaran tanpa melupakan interaksi manusia yang hangat dan penuh makna.

  • Anonim
    Anonim 29 November 2024 pukul 18.06

    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

  • DSC999
    DSC999 29 November 2024 pukul 18.20

    Keren tulisan Ibu Guru TK ini. Setuju dengan yang disampaikan, bahwa guru harus punya daya lenting/ resilensi yang tinggi di zaman ini. Hal ini untuk mendukung kemampuan adaptasi dan daya saing untuk menjawab perubahan tuntutan zaman.

  • halimatus0409@gmail.com
    halimatus0409@gmail.com 29 November 2024 pukul 21.26

    Keren bangettttt, sangat bermanfaat👍🥳

  • Novialda
    Novialda 29 November 2024 pukul 21.47

    Artikel yg bagus dan tentunya bermanfaat ibu guru👍👏

  • Farida Yuliana
    Farida Yuliana 29 November 2024 pukul 22.14

    artikelnya bagus, sangat bermanfaat, terimakasih sdh menginspirasi kami sbg guru👍🏽

  • Evi
    Evi 30 November 2024 pukul 04.10

    Artikelnya bagus dan menginspirasi karna sangatlah penting untuk kita beradaptasi dan kreatif dalam pembelajaran dengan memanfaatkan tehnologi di era digitalisasi

  • Eka Yunita. Karya yang sangat menginspirasi bagi kita terutama didunia pendidikan
    Eka Yunita. Karya yang sangat menginspirasi bagi kita terutama didunia pendidikan 30 November 2024 pukul 14.48

    Artikel yang sangat memotivasi bagi kita yang notabene adalah seorang pendidik,dengan menggabungkan Tekhnologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.Semoga dengan memanfaatkan teknologi diera digitalis guru bisa lebih berinofasi sehingga peserta didik lebih tertarik untuk belajar.

  • Ana S
    Ana S 1 Desember 2024 pukul 02.52

    Karya yang sangat menginspirasi. Karena mengingatkan kita sebagai pendidik untuk terus bertahan dan beradaptasi dengan segala perubahan yg terjadi dalam dunia pendidikan. Guru harus terus belajar dan berinovasi seiring dengan kemajuan teknologi.

Add Comment
comment url