MEMBANGUN RESILIENSI GURU DENGAN ADAPTASI DAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL
“MEMBANGUN RESILIENSI GURU DENGAN ADAPTASI DAN
KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL”
Disusun oleh :
ARDIYANTI, S.Pd
ABSTRAK
Resiliensi
adalah kemampuan seseorang untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari kesulitan, kesengsaraan, atau trauma
yang dihadapi. Seseorang yang resilien akan mampu
tetap percaya diri dan termotivasi untuk melewati masa – masa yang sulit. Kunci kesuksesan resiliensi adalah kemampuan
untuk mengenali pikiran
dan struktur kepercayaan serta memanfaatkan kekuatan
untuk meningkatkan akurasi serta fleksibilitas
berpikir untuk mengatur emosi
dan perilaku yang lebih efektif.
Adaptasi dalam pembelajaran digital
adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perkembangan teknologi
dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Adaptasi dalam pembelajaran digital dapat dilakukanoleh
guru dan siswa dengan cara memperbarui pengetahuan dan keterampilan, berlangganan newsletter, mengikuti blog dan bergabung
dengan grup daring
yang membahas topik
terkait teknologi pendidikan. Teknologi digital juga dapat digunakan untuk
meningkatkan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran.
Desain
pembelajaran kreatif inovatif yang mementingkan unsur menyenangkan sangatlah berperan dalam keberhasilan
belajar saat ini karena anak merasa tidak jenuh dalam proses pembelajarannya. Dalam mengembangkan kreativitasnya di era digitalisasi, para guru
seharusnya dapat memberikan pembelajaran
yang menarik.
Pendidikan
di era digital adalah pendidikan yang menggabungkan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) ke dalam
seluruh mata pelajaran. Dengan munculnya era digital
dalam pendidikan dapat membantu mendapatkaan pengetahuan yang luas, cepat, dan mudah.
Kata Kunci : Resiliensi, Adaptasi, Kreatifitas, dan Pembelajaran Era Digital
Resilience
is a person's ability to survive, adapt and recover from the difficulties, adversity or trauma they face. Someone who
is resilient will be able to remain confident
and motivated to get through difficult times. The key to successful
resilience is the ability to
recognize thoughts and belief structures and utilize strengths to increase the
accuracy and flexibility of thinking
to regulate emotions
and behavior more effectively.
Adaptation in digital learning
is the ability to adapt to technological developments and use them to improve the quality of learning. Teachers
and students can adapt to digital learning by updating their knowledge
and skills, subscribing to newsletters, following
blogs and joining online
groups that discuss topics related to educational technology. Digital technology can also be used to increase student
involvement in the learning process.
Innovative
creative learning designs that emphasize fun elements play a very important role in the success of learning
today because children do not feel bored in the learning process. In developing their creativity in the era of digitalization, teachers should be able
to provide interesting learning.
Education in the digital
era is education that combines
Information and Communication Technology (ICT) into all
subjects. With the emergence of the digital era in education, it can
help gain extensive knowledge, quickly
and easily.
Keywords: Resilience, Adaptation, Creativity, and Digital Era Learning
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan di era digital
adalah pendidikan yang menggabungkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
ke dalam seluruh mata pelajaran. Dengan
munculnya era digital dalam pendidikan dapat membantu mendapatkaan pengetahuan yang luas,
cepat, dan mudah.
Untuk menghadapi tantangan
pendidikan di era digital
ini, guru dan siswa harus mampu berkomunikasi secara efektif dan beradaptasi dengan pesatnya kemajuan
teknologi. Selain itu, seiring dengan kemajuan teknologi, mau tidak mau akan menyebabkan semakin banyaknya permasalahan yang memerlukan penjelasan detail dan waktu yang tepat.
Pendidikan di era digital mengalami
perubahan signifikan dibandingkan dengan
model – model tradisional. Era digital membawa perubahan dalam metode pengajaran, akses informasi
dan interaksi antara
siswa dan guru.
Apalagi disaat ini,
kita telah memasuki pendidikan abad ke 21, yang cirinya menurut
Kemdikbud adalah tersedianya
informasi dimana saja dan kapan saja, adanya implementasi penggunaan mesin ( komputerisasi ), mampu
menjangkau semua pekerjaan rutin ( otomatisasi ) dan bisa
dilakukan dimana saja dan kemana saja
( komunikasi ).
Pendidikan digital merupakan konsep/cara
memberikan pelajaran kepada peserta
didik dengan menggunakan media multimedia antara lain menggunakan batuan computer/notebook, smartphone, video, audio dan visual. Menurut
Kristiawan dkk (2019) dalam dunia pendiddikan tidak hanya fokus pada
satu teknologi yang digunakan, namun
teknologi sangat banyak ragamnya dan akan digunakan sesuai dengan kkebutuhan dari
pembelajaran.
Memasuki era disrupsi teknologi kita perlu mengambil pandangan lebih luas
dengan menarik situasi
pendidikan kita kedalam
konteks evolusi kebudayaan masyarakat pasca modern.
Era disrupsi ditandai
dengan perkembangan digital
yang begitu pesat menurut
penggiat pendidikan untuk lebih kreatif dan menghadirkan cara dan paradigma
baru. Pada era disrupsi ini banyak perubahan yang begitu cepat terjadi,
yang palingg menonjol dominannya akses media sosial ataupun teknologi informasi. Mengutip apa yang disampaikan
Prof. Nizam pandemi covid-19 telah memberikan
gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan dimasa depan melalui buatan teknologi. Namun teknologi tetap
tidak dapat mengantikan peran guru, dosen
dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar
memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang
nilai, kerjasama, serta kompetensi.
Situasi pandemi kemarin menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap
individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.
Menteri pendidikan Nadiem Anwar
Makarim pun telah mengakui bahwa
disrupsi teknologi ikut mempengaruhi dunia pendidikan. Namun, tidak ada pilihan selain beradaptasi dan berinovasi.
Perkembangan teknologi yang terjadi sangatlah berperan
aktif dan memberikan pengaruh dalam segala
bidang kehidupan manusia, baik pengaruh positif
maupun negatif salah satunya adalah bidang pendidikan yang mempengaruhi proses pendidikan yang sedang berlangsung. Sehingga tidak jarang
jika banyak para pengajar mengalami kesulitan dalam proses
pembelajarannya dikarenakan perkembangan teknologi yang begitu
cepat, diamana membuat
para guru mengalami kesulitan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi, dan tidak hanya pengajar
saja, melainkan para murid juga mengalami kesulitan yang sama.
Menghadapi era digital, membangun relisiensi pada seseorang dan masyarakat bagi pendidik penting dikaitkan dengan tugasnya, antara lain mengembangkan seluruh potensi peserta didik untuk menghadapi kehidupan masa depan era global yang penuh tantangan. Relisiensi seseorang akaan diuji sampai akhir hayat ( Pamberton; 2015 ) yangperlu diperhatikan ialah semua keberhasilan Upaya mengembangkan resiliensi dikalangan peserta didik memerlukan keterlibatan seluruh komunitas sekolah.
PEMBAHASAN
a. Definisi dan Komponen Resiliensi
Resilience berasal dari bahasa latin
yaitu resilire, yang secara harfiah berarti
kemampuan adaptasi dengan keadaan berbeda dalam dunia ilmu pendidikan, kata ini pertama
kali digunakan dalam studi ilmu alam. Resilience merujuk pada kemampuan material
atau benda untuk kembali kekeadaan awalsetelah mengalami geliatatau mendapat
terpaan (Pemberton,2015:1:Golden; Brook,
2005:8 ;Winston.2017;41 )
Resiliensi adalah kemampuan seseorang
untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari kesulitan, kesengsaraan, atau trauma yang dihadapi.
Seseorang yang resilien akan mampu tetap percaya diri dan termotivasi untuk melewati
masa – masa yang sulit.
Resiliensi juga dapat diartikan
sebagai kemampuan suatu system, komunitas, atau masyarakat yang terpapar pada bahaya untuk melawan.
Secara
singkat, kamus Oxford menjelaskan resilience sebagai kemampuan
seseorang untuk bertahan dan memulihkan diri dari kesulitan. Juga tentang bagaimana
ia bisa menjadi “elastis” saat menghadapi berbagai
situasi. Setiap orang
pastinya akan mengalami perubahan dalam hidup.
Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah
yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam keadaan tertekan,
dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan
(Adversity) atau trauma yang dialami dalam kehidupannya (Reivich & Shatte dalam Kirana,2016).
Untuk membangun resiliensi, kita dapat
membangun koneksi sosial, menjaga
kesehatan, menemukan visi, mengembangkan pikiran positif. Selain itu, komponen resiliensi guru meliputi:
l Regulasi emosi
yang memiliki kemampuan untuk tetap tenang dalam kondisi
yang penuh tekanan.
l Kontrol Implus yang berkaitan
erat dengan kemampuan
regulasi emosi. Individu
dengan kontrol emosi
yang kuat, cenderung
memiliki regulasi emosi yang tinggi,
sedangkan individu dengan kontrol emosi yang rendah cenderung
menerima keyakinan secara
impulsif.
l Optimisme
yaitu mereka yakin bahwa berbagai hal dapat berubah menjadi lebih baik. Mereka memiliki harapan terhadap masa depan dan percaya bahwa dapat mengontrol arah kehidupan.
l Empati menggambarkan sebaik apa seseorang
dapat membaca petunjuk dari orang lain berkaitan dengan
kondisi psikologis dan emosional orang tersebut.
Kunci kesuksesan resiliensi adalah
kemampuan untuk mengenali pikiran dan struktur kepercayaan serta memanfaatkan kekuatan
untuk meningkatkan akurasi
serta fleksibilitas berpikir
untuk mengatur emosi
dan perilaku yang lebih efektif.
b.
Pentingnya Resiliensi dalam profesi guru
Dalam perkembangannya resiliensijuga memiliki peranan penting
di dunia pendidikan. Tidaklah realistik untuk mengharapkan peerta didik yang resiliens jika para pendidiknya tidak resiliens. Jika para pendidik
itu sendiri berada
dalam situasi yang beresiko tinggi dan tidak mampumengatasinya,
bagaimana mereka dapat menemukan energi dan kekuatan
untuk meningkatkan resiliensi di kalangan peserta
didik. Bagaimana peserta
didik dapat diharapkan untuk menghadapi tantangan
dengan perilakudan sikapyang
lebih resiliens, jika para pendidik
sebagai role model tidak menunjukkan sifat - sifat tersebut.
Pendidik adalah salah satu kelompok penting
yang mendorong resiliensi peserta didik , dengan demikian mereka harus
menunjukkan resiliensi dalam diri mereka,
meskipun kondiisi dimana
mereka bekerja dapat membuat ini sulit. Rasa wee-being dan efektivitas pendidik
tertantang olehtiga faktor lingkungan, yaitu :
(1) Perubahan
harapan - harapan terkait dengan apa yang harus dilakukan sekolahdan bagaimana mereka harus melakukannya. Bergesernya ke arah ekonomi global dan semakin
pesatnya penggunaan teknologi, menjadikan semakin meningkatnya tuntutan sekolah - sekolah untuk
lebih kreatif, inovatif, dan responsif. Hal ini biasanyaa
diikuti dengan peningkatan SDMnya.
(2) Komposisi dari populasi peserta
didik yang berubah.
Komposisi pserta didik
dikebanyakan sekolah saat ini secararadikalberbeda dan lebih menantang
untuk para pendidik dari pada masa lalu.
(3) Kritik dari masyarakat yang dirasakan kurang mendukung (Henderson & Milstein, 2003).
Sebagai
seorang pendidik, guru yang
efektif tidak hanya efektif dalam kegiatan di kelas saja, tetapi
lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan modelingnya, baik kepada peserta
didik maupun kepada seluruh anggota
komunitas sekolah.maka dari itu, mengapa
relisiensi penting bagi guru karena
guruyang resilien dapat mengembangkan resiliensi siswa dan sekolah, bukan hanya itu, guru yang
resilien dapat menghadapi tantangan perubahan, khususnyadi eradigital yang semakin maju.
B. Adaptasi Dalam Pembelajaran Digital
Era digital telah membawa perubahan
mendalam pada hampir setiap aspek kehidupan
manusia, termasuk
dunia pendidikan. Transformasi pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi adalah tonggak
penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satu manfaat paling mencolok dari transformasi pendidikan di eradigital adalah meningkatkan aksebilitas.
Teknologi memungkinkan pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan individu. Dengan dukungan
dari kecerdasan buatan
(AI) dan analitik data,
perangkat lunak pembelajaran dapat mengenali kelemahan dan kelebihan siswa, memungkinkan guru
memberikan bimbingan yang lebih terfokus. Teknologi
juga memfasilitasi kolaborasi secara global. Siswa dapat berkolaborsi dengan sesama siswa, guru, dan pakar
diseluruh dunia melalui koneksi internet. Teknologi
memungkinkan pemntauan progres siswa secara real-time. Guru dapat dengan cept mengidentifikasi masalah
danmemberikan bantuan tambahan kepada siswa yang memerlukannya.
Analisis data menjadi kunci dalam pengembangan pendidikan. Data mengidentifikasi tren pembelajaran,
mengevaluasi efektifitas metode pengajaran, dan membantu dalam perencanaan perbaikan
berkelanjutan.
Jadi, adaptasi dalam pembelajaran digital adalah kemampuan untuk menyesuaikandiri dengan perkembangan teknologi dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Adaptasi dalam pembelajaran digital dapat dilakukanoleh guru dan siswa dengan cara memperbarui pengetahuan danketerampilan, berlangganan newsletter, mengikutiblog dan bergabung dengan grupdaring yang membahas topik terkait teknologi pendidikan. Teknologi digital jugadapat digunakanuntuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya, penggunaan video interaktif, gamifikasi, dan simulasi dapat membuat siswa lebih tertarik dantermotivasi untuk belajar.
C. Pengembangan Kreativitas Guru
Guru dapat memanfaatkan inovasi dalam pendidikan untuk meningkatkan reputasi siswa dari segi akademis dan mengembangkan soft skill yang dibutuhkan siswa agar bisa berhasil dalam kehidupan bermasyarakat. Guru dapat memperkenalkan lebih banyak teknologi yang bermanfaat bagi siswa dan mempermudah mereka dalam belajar. Karena itu, guru harus selalu update terhadap teknologi baru.
Saat ini banyak sekali para siswa yang
mungkin memiliki ide ide inovasi di dalam pikirannya namun belum dapat
terealisasikan, karena siswa tersebut mungkin
masih belum merasa nyaman akan lingkungan pembelajarannya. Maka oleh
sebab itu peran guru sangat
dibutuhkan untuk mengembangkan jiwa kekreatifan siswanya dalam proses pembelajaran. Strategi-strategi dalam mengembangkan desain pembelajaran ternyata
sangat berguna dan bermanfaat untuk kelangsungan pembelajaran. Desain pembelajaran kreatif
inovatif yang mementingkan unsur menyenangkan
sangatlah berperan dalam keberhasilan belajar saat ini karena anak merasa tidak jenuh dalam proses pembelajarannya. Dalam mengembangkan kreativitasnya di era digitalisasi, para guru seharusnya dapat memberikan pembelajaran yang menarik. Misalnya
berupa konten pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Konten pembelajaran adalah rangkaian materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu
dipelajari oleh siswa berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Konten pembelajaran adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari proses belajar
mengajar. Ada beberapa
syarat utama bagi sebuah konten pembelajaran yang menarik. Pertama,konten pembelajaran harus kontekstual. Artinya, konten pembelajaran bisa menghubungkan materi pelajaran dengan kondisi nyata kehidupan sehari-hari. Sebuah konten pembelajaran haruslah sesuai dengan kebutuhan
siswa, ketersediaan informasi yang beragam, juga dapat secara langsung diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Kedua, tidak terlalu “to the point”. Jangan membuat konten pembelajaran yang langsung menemukan
jawaban dari permasalahan, melainkan
mengajak siswa membuat hipotesis atau dugaan
sementara untuk mencari solusi dari permasalahan yang dikaji. Buatlah konten pembelajaran yang bisa menggiring siswa untuk menemukan informasi sebanyak- banyaknya. Kemudian, buat siswa agar mengaplikasikan pengetahuan dan melakukan diskusi pembelajaran secara efektif. Ketiga, tidak mengabaikan tema besar. Terkadang, guru membuat konten-konten dalam bentuk yang lebih kecil agar lebih mudah dipahami. Mencacah konten menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah dipahami oleh siswa itu tidak mengapa, selama tidak mengabaikan tema besarnya. Keempat,konten yang kolaboratif. Buatlah konten yang kolaboratif. Konten yang bisa memancing pertanyaan dan pendapat siswa agar saat proses pembelajaran siswa bisa terlibat secara aktif. Pembelajaran hendaknya tidak monoton karena hanya bersifat satu arah dari guru. Kelima, menguji apersepsi. Saat membuat konten pembelajaran, jangan beranggapan bahwa siswa Anda tidak tahu apa-apa seputar materi yang diajarkan. Buatlah konten yang bisa menguji pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan. Keenam, mudah dipahami dan interaktif. Buat konten pembelajaran yang mudah dipahami dan interaktif agar siswa bisa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Siswa juga bisa interaktif dalam proses pembelajaran. Ini akan membuat tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai.
D. Konteks Pembelajaran Era Digital
Pendidikan mengalami transformasi yang signifikan seiring
dengan kemajuan teknologi
di era digital. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi cara kita belajar,
tetapi juga memberikan tantangan dan peluang
baru dalam proses pendidikan. Beberapa
aspek kunci dari transformasi pendidikan di era digital
adalah :
1.
Aksesibilitas dan Fleksibilitas
Pertama-tama, digitalisasi memberikan aksesibilitas yang lebih besar terhadap
informasi dan materi pelajaran. Siswa dapat mengakses sumber daya pendidikan dari mana saja, mengurangi
keterbatasan geografis. Fleksibilitas waktu
belajar juga menjadi
mungkin, memungkinkan pembelajaran berdasarkan kecepatan
dan gaya masing-masing siswa.Aksesibilitas merujuk pada kemudahan akses atau ketersediaan suatu informasi atau layanan bagi berbagai orang, termasuk mereka
dengan kebutuhan khusus.
2.
Pembelajaran Interaktif
Teknologi memberikan platform untuk pembelajaran interaktif melalui aplikasi
edukasi, simulasi, dan permainan pendidikan. Ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi juga
memfasilitasi pemahaman konsep-konsep yang
sulit melalui pendekatan konvensional. Pembelajaran interaktif melibatkan partisipasi aktif siswa dalam
proses pembelajaran. Ini dapat mencakup
penggunaan teknologi,
diskusi kelompok, simulasi, atau kegiatan praktis untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Pendekatan ini
dapat mempromosikan pemahaman yang
lebih mendalam dan memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan konsep dalam konteks
praktis.
3.
Kolaborasi dan Komunikasi
Kemajuan teknologi memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara siswa dan guru. Platform pembelajaran
daring memungkinkan diskusi, pertukaran ide,
dan proyek kolaboratif, menciptakan lingkungan di mana siswa dapat belajar dari satu sama lain dan mengembangkan keterampilan sosial mereka. Kolaborasi
adalah proses di mana individu atau kelompok bekerja
bersama untuk mencapai tujuan
bersama, sementara komunikasi yang efektif melibatkan pertukaran ide dan informasi.
4.
Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dan Analitik Pendidikan
Penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan
membuka pintu untuk personalisasi
pembelajaran. Sistem analitik pendidikan dapat melacak kemajuan siswa secara individual dan memberikan rekomendasi yang disesuaikan, memungkinkan pendekatan yang lebih terfokus dan efektif. Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam analitik
pendidikan melibatkan penerapan teknologi untuk
menganalisis data pendidikan. AI dapat membantu mengidentifikasi pola, memberikan rekomendasi personalisasi, dan
meningkatkan efisiensi dalam proses pengajaran
Transformasi pendidikan memerlukan pelatihan guru yang memadai
untuk
mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran mereka.
Dukungan dan investasi dalam pengembangan keterampilan digital guru
menjadi kunci untuk memastikan bahwa manfaat
teknologi dapat sepenuhnya direalisasikan di dalam kelas. Pelatihan
guru adalah proses dimana pendidik diberikan pengetahuan, keterampilan,
dan pemahaman terkini terkait metode pengajaran, strategi
pembelajaran, dan pengetahuan konten. Integrasi teknologi
dalam konteks pelatihan guru mencakup penggunaan
alat dan platform digital untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Penting untuk merinci metode pelatihan
guru dan memberikan informasi spesifik tentang
bagaimana integrasi teknologi mendukung pengembangan keterampilan pengajaran.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pernyataan yang ada dapat
disimpulkan bahwa arResiliensi dan kreativitas adalah dua aspek yang saling mendukung dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital.
Dengan membangun kemampuan adaptasi yang kuat dan menciptakan pendekatan inovatif, guru tidak hanya mampu mengatasi
perubahan, tetapi juga membawa pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Pendidikan berkualitas di era digital
bergantung pada guru yang tangguh
dan kreatif.
Artikel ini menekankan pentingnya
relisiensi guru, adaptasi dan kreativitas dalam pembelajaran era digital sebagai
elemen kunci dalam membangun ketahanan dan inovasi guru
untuk masa depan pendidikan yang
lebih baik.
Saran
Penulis dengan rendah hati masih banyak
kekurangan dan belum mencapai target yang diinginkan. Sehingga
penulis akan menyempurnakan artikel ini dengan
beberapa panduan, selain itu, ada beberapa saran yang harus diperhatikan
yaitu seorang guru harus beradaptasi
dan kreatif dalam menghadapi pembelajaran di era digital pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Najib, M. A., Maunah, B., Sayyid, U.,
& Tulungagung, A. R. (2022). TADBIR: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam INOVASI PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL (STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI JENJANG
SD-SMP KABUPATEN TULUNGAGUNG). Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 10(1), 117.
Nurcholis, D. (2019). Transformasi pendidikan multikultural di
sekolah.
Parasurama Education.
unaeka Verawati, U., Dila Nur Alifa,
Y., Millah, Z., & Khoirun Nissa, Z. (2023). Implementasi Pembelajaran E-Learning Sebagai Transformasi
Pendidikan di Era Digital. Sosial Science
Academic, 1(2), 222228.
https://doi.org/10.37680/ssa.v1i2.3532
Akbar, Z. & Tahoma, O. (2018). Dukungan
Sosial dan Resiliensi
Diri pada Guru Sekolah Dasar.
Jurnal Penelitian dan Pengukuran
Psikologi, 7(1), 53-59.
Abdullah, Ramli, ‘Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran’, Lantanida Journal, 4.1, 2017.
Afif, Nur, ‘Pengajaran Dan Pembelajaran Di Era Digital’,
IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan
Islam, 2.01, 1970.
selengkapnya https://drive.google.com/file/d/1EPFkbbIwZdZkkmE4yoZ7E4WuVDCxLZ6f/view?usp=sharing
Artikel sangat menginspirasi dan saya sagat setuju. Mudah-mudahan para pendidik tergerak untuk menciptakan generasi emas. Keren karya B. Elly
Seorang guru perlu memiliki kemampuan resileinsi untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari kesulitan, kesengsaraan, atau trauma yang dihadapi. Mantab!
Guru harus mempunyai kreativitas yang tinggi apalagi di era digital seperti sekarg ini.. artikelnya bermanfaat
Artikel bagus dan bermanfaat
Di area Digital seperti ini, Guru harus mempunyai Kreatifitas yg lebih untuk membangun anak didik yg lebih cerdas dan pintar, karna anak2 sekrang lebih sering bermain HP dr pada belajar.
Sangat menginspirasi. Lanjutkan bu guru..!
Guru harus mengikuti zaman,dimana saat ini sudah era digitalisasi.. saatnya guru berbenah memanfaatkanntehnologi
Keren..
artikel sangat bagus dan bermanfaat
Saat ini pembelajaran memang harus mengikuti jaman, salah satunya dengan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran, Artikelnya ini bermanfaat
Di era yang serba digital ini, peran guru semakin kompleks. Teknologi mengubah cara kita mengajar dan belajar. Guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi tetap menjaga nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.
integrasikan teknologi dalam pembelajaran tanpa melupakan interaksi manusia yang hangat dan penuh makna.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Keren tulisan Ibu Guru TK ini. Setuju dengan yang disampaikan, bahwa guru harus punya daya lenting/ resilensi yang tinggi di zaman ini. Hal ini untuk mendukung kemampuan adaptasi dan daya saing untuk menjawab perubahan tuntutan zaman.
Keren bangettttt, sangat bermanfaat👍🥳
Artikel yg bagus dan tentunya bermanfaat ibu guru👍👏
artikelnya bagus, sangat bermanfaat, terimakasih sdh menginspirasi kami sbg guru👍🏽
Artikelnya bagus dan menginspirasi karna sangatlah penting untuk kita beradaptasi dan kreatif dalam pembelajaran dengan memanfaatkan tehnologi di era digitalisasi
Artikel yang sangat memotivasi bagi kita yang notabene adalah seorang pendidik,dengan menggabungkan Tekhnologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.Semoga dengan memanfaatkan teknologi diera digitalis guru bisa lebih berinofasi sehingga peserta didik lebih tertarik untuk belajar.
Karya yang sangat menginspirasi. Karena mengingatkan kita sebagai pendidik untuk terus bertahan dan beradaptasi dengan segala perubahan yg terjadi dalam dunia pendidikan. Guru harus terus belajar dan berinovasi seiring dengan kemajuan teknologi.